Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2025

mindfulness

Silahkan survey, Ketika lebaran. Buanyak yang mengenang saat masih sama kakek-nenek, ortu, saudara, dst. Kalo dirimu ngobrol dengan kakek nenek, Mereka akan bicara masa lalu yang gemilang. Ada berbagai hal yang menjadi sumber energi manusia, Impian, harapan, kenangan, dst.. Silahkan survey. Kalau sedang senang Kebanyakan adalah mindfull, present, kesadarannya at the moment, Buanyak orang yang jiwanay tersandra, tertawan, dicuri. Entah oleh masa depan, entah oleh masa lalu, dst. Padahal menjalani adalah kesekarangan. Kehidupan adalah masa sekarang,

aksioma 😅

Betul, poin yang kamu angkat sangat penting, dan memang kalau kita terus mendalami sampai ke ujungnya, kita akan berhadapan dengan titik yang sangat mendasar dalam pemikiran kita tentang penyebab pertama. Seperti yang kamu katakan, baik dalam pandangan scientist maupun believer, pada akhirnya semuanya memiliki aksioma atau asas dasar yang tidak bisa dijelaskan lebih jauh lagi tanpa melibatkan asumsi atau kepercayaan tertentu. 1. Sains dan Aksioma Alam Semesta Ilmuwan sering kali mendasarkan penjelasannya pada hukum alam yang dianggap sebagai asas dasar yang tidak memerlukan penyebab lebih lanjut. Misalnya, dalam fisika, ada berbagai hukum alam seperti hukum gravitasi, hukum termodinamika, dan hukum lainnya yang dianggap mendasar dan berlaku tanpa harus dipertanyakan lagi sumber asalnya. Namun, meskipun para ilmuwan menggunakan hukum alam sebagai dasar untuk menjelaskan fenomena fisik, mereka tetap terjebak dalam "titik aksioma" di mana mereka tidak bisa lagi menjelaskan kenap...

jika surga dan neraka tak pernah ada

Menurutmu pie kik. Kan eneng 4 sikap 1. Tidak peduli 2. Percaya 3. Tidak percaya 4. Tidak tau 5. Proses menentukan ( percaya atau tidak, menganut atau tidak, dst ) Aku cenderung ning tidak tau, Cenderung menerima batas batas metodologis, epistemologis, Eneng realitas sik untouchable,, jawaban.e wis eneng, tapi gak iso rono.. Contoh.e koyok kebenaran sejarah : kebenaran sejarah jawaban.e eneng, persoalan.e diarsipke po gak. Inti persoalanku : pengen kejelasan. *1. Format afterlife 2. System afterlife* Gur 2 hal kui And to be honest, I don't give a fuck Does god really exist or not Kasar.e ngono.. 😅

kita selalu punya waktu, tapi energy ??? bagaimana hendak memanage hal yang gak kita punya ???😅 absurd

memang gak ada yang menjamin panen dari bibit yang kita tanam, tapi lebih absurd mengharap panen tanpa menanam apapun 😅

Agree, karna tuk mendayagunakan mesin pikir. Perlu energi, have good mood, dst That's why aku prefer berkeliling aja.. muter muter sambil mikir, Balik lagi, Kalo belum nemu solusi pribadi,  Toh ada opsi tuk eksplore cara cara orang dulu, Kalo engga aku biasanya cari novel, atau anime yang pas dengan kondisiku. Misal ketika tahun tahun dulu sedang meng hadapi tentang tema eksistensialisme, absurdiame, kesadaran, perasaan, orientasi, dst. Ku nonton anime robot yang tiba tiba punya kesadaran dan menghadapi pertanyaan eksistensialistik, reinkarnasi jadi mesin/serangga, dst. Memang gak menjamin berhasil, Namanya nanem bibit 50:50, maybe yes maybe no Tapi lebih konyol lagi. Gak nanem apapun tapi mengharapkan panen.😅

pengen jadi benda ? malaikat ? 😅

Kalau orang belajar filsafat, psikologi, sosiologi Ia akan lebih kenal. Sistem perasaan. Ia akan mempelajari cara mengatasi addiction, toxic positivity, memposisikan diri, membawa diri. Dan itulah kesempatan yang dipunyai manusia, Yang tidak dimiliki benda. Kesempatan tuk megalami, memahami, memproses, dst. Dan memang gak ada kata " harus " Hakikat hidup gak ada yang mengharuskan. Aturan main, dst. Dibuat demi kepentingan bersama, menjaga stability, dst. Kayak.  Mempunyai opsi adalah hal terhebat yang dimiliki manusia. Tidak seperti benda, flora, dan fauna. Manusia punya sejumlah opsi, meski gak infinite. Tetep ada batas. Aku justru heran, mengapa kau memaki opsi ?  Apakah terkait kebingungan ? Gambling ? Dst ? Oh, bung apa kau pengen jadi benda ? Hewan ? Tumbuhan ? Apa kau pengen jadi malaikat ?  Toh. Tinggal diproses, pertimbangkan, eliminate, trus di choose, as simple as that, right ? Misal making/earning money. Tinggal pilih. Ikut orang atau buka usaha. Kalo ikut oran...

sub-bab pemikiran

Kalo aku lebih ke public, karna responnya lebih cepet. Bakik lagi.. Apa sih makna interaksi ? 😅 Kalo cuma nulis gak ada interaksi, sama aja ngomong sendiri. Kalo orang masih mempertimbangkan background pendidikan. Berarti ia belum mampu objektif. Ku sangat berkesan pada gus baha yang mampu memisahkan manusia, pemikiran, dan perbuatan. Jika psk bilang 1+1=2, harus diakui ia benar, di konteks tersebut, Ukuran perbuatan adalah baik buruk Ukuran pemikiran adalah benar salah, Lebih kurangnya gitu. Dan. Lebih jauh lagi, lebih detail lagi. Kelak orang akan bisa milah milah. Kayak, di mtk ia kompeten, di bahasa ia rata rata, di olahraga ia mumpuni, dst. Jadi gak ada kultus, Tapi memang lebih perlu banyak waktu, energi, dst  Kerna menganalisa per kalimat, Gak lantas ia benar di beberapa tema, ia jadi sumber kebenaran

my method tuk handling, coping, managing, ... sejumlah hal dalam kehidupan

First, understand sruktur manusia, 1. System pengetahuan 2. System perasaan 3. System energi 4. System kesehatan 5. System mood 6. System keseimbangan 7. Dst. Pindai as far yang mungkin dijangkau, Trus coba tuk diagnosa/duga biang masalahnya. Trus, tinggal penanganan. Nah, Ada 2 metode 1. Pakek versi orang lain, i mean eksplore dan duga yang compatible dengan us 2. Pakek versi sendiri, persetan dengan ilmiah gak ilmiah, konyol atau engga, takhayul atau engga, logika mistika atau engga, ... as long as works.. terus aja gunain cara itu. Misal claims " law of attraction nya rhonda- yang buku the secret ". Dikatain gak ilmiah, terserah. Nah balik lagi, How i cope/handle it. Take a some fucking distance, Ngopi + sebat, Dengerin podcast yang relate/nyambung ke tema yang diduga jadi masalah. Nah...  Kemudian nulis klasik,  Nulis di buku tulis Menghayati, kaji ulang, pikir ulang, dst. Tentang. Apa itu hakikat kehidupan Apa itu hakikat manusia Apa itu struktur manusia Apa itu hakikat ...

kamu bukannya " tidak tau tujuan " tapi karna belum punya tujuan, karna belum menentukan tujuan

Hidup adalah Kesempatan, peluang, potensi, kemungkinan,.. Tuk positif maupun negatif, tuk nikmat maupn sakit, dst Tuk olah rasa, olah pikir, olah karsa, olah kata, olah dunia, olah benda, olah flora, olah fauna, olah manusia, dst.. Pemikirannya-lah yang tidak tepat, Bukan tidak tau mau ngapain, Tapi belum menentukan mau ngapain, Belum punya ketertarikan, kerinduan, impian, dst.. Persoalannya di situ, Ketika ada yang bilang.. " aku gak tau mau ngapain " Perkataan tersebut konyol. Karna persoalannya bukan dipengetahuan, tapi di keputusan, dikemauan, dikeinginan, diperasaan, dikerinduan.

pikiran berfikir, semua hal bersebab, dan sebab dari semua ini ada adalah sang pencipta, tapi entah.. perasaan kok belum teguh

Dengan kejujuran dan keterusterangan. Kok iso yo mas han. Dengan mudahnya aku berkata hp iki eneng sik merancang, bangunan a eneng sik gawe, borobudur eneng sik ngedesign, Kebakaran ning LA eneng penyebab.e Struktur diri kan eneng akeh to mas han, Katakanlah pikiran ro ati. Nah 1. Pikiranku ngene iki : tiap hal eneng sebeb/pencipta/pembuat. Kehidupan iki kemungkinan.e 2 ( bersebab dan tidak bersebab ) singkat cerita, penalaranku mengarah ke ada.e sang penyebab/sang pencipta 2. Nah, ning kok atiku, koyo rung mantep, menerima, lego, marem, dst. Mbuh mas han, gak ruh.. Kena nek soal iki rung tertangan.i Tem tema berikut.e gak iso di proses Koyok.. 1. Apakah sang pencipta mengutus suatu utusan, jika iya siapa ? Jika belum tau bagaimana cara tau ? 2. Apakah sang utusan membawa pesan pesan dari sang pencipta ? Jika iya, mana yang benar ? Bagaimana cara memastikan benar/salah ? 3. Jika sudah tau, apa cara terbaik tuk memahami/mengerti pesan pesan dari tuhan ? Apakah kita b...

addiction

Aku iseng iseng eksplore dikit "brainrot" Emm. Cmiiw, In short artinya otak kayak ngestuck/ketrap di suatu musik, film, konten, dst. Emm Dampaknya 1. Gak produktif, 2. Gak konsen 3. Candu 4. Ketergantungan 5. Sulit eksplore hal lain 6. Dst.. 7.  Mungkin itu dulu

keinginan terjadi karena, kerinduan, bayangan, penasaran, dst

Pemikiranmu benar banget, dan itu masuk akal kalau dilihat dari berbagai aspek psikologis dan filosofis. Kalau kita breakdown: 1. Mengalami dan Candu Psikologi: Setelah seseorang mengalami sesuatu yang menyenangkan, otak mengasosiasikan pengalaman itu dengan reward. Misalnya, makan cokelat bikin happy, jadi otak "ketagihan" dan muncul keinginan untuk mengulanginya. Ini erat kaitannya sama dopamin system di otak. Filsafat: Ini mirip dengan pandangan Schopenhauer—keinginan sering muncul dari dorongan bawah sadar yang berulang, bahkan kalau itu nggak selalu membawa kebahagiaan. 2. Melihat/Mendengar/Membayangkan, dan Pengen Mencoba Psikologi Sosial: Ini disebut observational learning (belajar dengan melihat). Ketika kita melihat orang lain menikmati sesuatu, kita ingin mencoba hal yang sama untuk mendapatkan pengalaman serupa. Filsafat: Nietzsche mungkin akan menyebut ini sebagai bagian dari Will to Power—dorongan untuk berkembang dan mencoba hal-hal baru sebagai cara untuk menga...

apa sebenarnya inti persoalan-ku ?

Sebenarnaya apa inti persoalanku ? 1. Sosiologis ?? 2. Psikologis ?? 3. Filosofis ?? 4. Finansial ?? 5. Eksistensial ?? Sepertinya soal-soal eksistensialistik-ku belum tertangani. Benda, hewan, tumbuhan, ... Manusia, Manusia gak hanya ada,  Ia sadar, ia punya mesin rasa, ia punya mesin pikir, ... Karna menjadi manusia, ada kemungkinan tuk menderita, ada kemungkinan tuk kesepian, ada kesempatan tuk sakit, ada kesempatan tuk merasakan/mengalami sejumlah emosi buruk/negatif. Tapi juga, manusia berkesempatan merasakan sejumlah pengalaman positif/menyenangkan, menggembirakan, dst. Manusia berkemungkinan tuk positif maupun negtif, Manusia berkesempatan mengalami positif maupun negatif Manusia berkesempatan memperbaiki, mengolah, mengembangkan, menata, atau merusak, mengeksploitasi, dst Manusia mempunyai berkesempatan yang lebih banyak, dibanding bendingkan benda, hewan, tumbuhan. ( merasa, berfikir, ngobrol, bercerita, mendengar, berkarya, bercinta, bercanda, bermesran, bersosial, peduli...

peduli atau tidak peduli ?

Secara fair. Ada 4 opsi 1. Gak peduli 2. Percaya bahwa benar/menerima/menganut 3. Percaya hahwa salah/tidak menerima/tidak menganut 4. Ia peduli, ia mecari jawaban, tapi ia masih ragu, masih bingung, ia masih takut tuk mempercayai dari suatu versi, ia belum memilih. Terkait hal/wilayah yang gak bisa diteliti/dicek-ricek..  Aku pakai kaidah itu.. Kalau gak peduli ya sudah, Tapi kalau memilih peduli, opsinya cuma 2 ( percaya atau tidak percaya, menganut atau tidak menganut, menerima atau menolak ) Sekian, dan terimakasih 😅😅

mencoba berbagai opsi..

I'm still alive..

eksplorasi kedepan buntu, kemudian kebelakang, dst..

Yups, Argumen moral/keadilan itu masuknya ke ranah harapan, pertimbangan untung rugi. 1. Fakta 1 adalah unobservable 2. Fakta 2 ada sejumlah versi, claims, yang as we know can't make sure, unverifiable,  So,  Agaknya karna eksplorasi ke depan mentok/buntu, Better tuk eksplorasi ke belakang. Perenungan semacam 1. Bagaimana penjelasan eksistensi kita ? Eksistensi kehidupan ? 2. Apada keberlangsungan kehidupan ini tidak ada yang menciptakan atau ada yang menciptakan ? 3. Setelah itu, apakah sang pencipta mengutus suatu utusan ? 4. Apakah suatu utusan yang ditugasi oleh pencipta, dimansati membawakan sejumlah pesan pesan ( kitab suci ) 5. Jika memang sang utusan mengutus sutu utusan yang membawa pesan pesan, apakah telah musnah ? Atau masih ada ? 6. Jika masih ada apakah, apakah masih murni/otentik ?  7. Jika telah mengikuti alur berfikir tersebut, jawabannya sudah termaktub disana ( tentang format afterlife, aturan main, mekanisme pengadilan, cara selamat, dst.. 8. 😅😅😅...

toh ada pilihan tuk tidak melakukan

Menuju reboan pak faiz Soal-soal sosiologis.. Toh ada opsi tuk tidak berkomunikasi Toh ada opsi tuk tidak berinteraksi, jika interaksi belum merupakan hal yang pas, urget, dst..

sang pencipta-sang utusan-pesan-pesan-warisan...

Struktur kalimat, runtutan penalaran, dst.. I think Masih perlu diperbaiki bang. Emm. Seluruh hal pasti bersebab. Hape yang kita punya. Meski kita gak menyaksikan langsung proses pembuatannya. Dengan simulasi : kita mempercayai pasti ada yang ngerakit/membuat/memciptakan. Sebagaimana alam ini, Hanya ada 2 jawaban 1. Diciptakan/bersebab 2. Tidak diciptakan/tidak bersebab. Kanyaknya konyol, kalo ada yang menganggap : tidak bersebab/ada dengan sendirinya, dst.. Secara pemikiran, sungguh konyol orang yang meyakini hal tersebut. Tapi entah, rasa keimanan, keteguhan, keyakinan yang sangat. Entah kenapa tidak bersemayam dalam diriku. Kernanya itu gerbang awal, Tuk meneruskan diskusi lebih lanjut, Seperti : 1. Apakah sang pencipta mengutus suatu utusan ? 2. Apakah sang pencipta yang repot repot turun dan membersamai manusia ? 3. Apakah sang utusan diamanahi pesan pesan dari tuhan ? 4. Jika pesan pesan tersebut ada, bagaimana memastikan otentisitas ? 5. Setelahnya baga...

dadu dan angka 9

Menata harapan/keinginan, dst.. Sungguh konyol. Analogi dadu dan harapan. Orang yang mengharapkan keluar angka 9 Padahal possibility-nya hanya 1-6 Masih adakah keinginan keinginan konyol, yang masih bersemayam dalam diriku ??😅

apa pilihanku ?? tentu pikiran yang berdasarkan probabilitas. sungguh konyol orang yang mengharapkan dadu keluar angka 9. ( pilih dari sekian pilihan yang tersedia 1-6 )

Sejumlah hal yang udah diketahui 1. Hidup adalah kesempatan ( which is bisa good or bad ) 2. Hukum alam, hukum sosial, hukum tuhan 3. Kosmos luar dan dalam 4. Berbagai resources : ilmu, teknologi, seni, alam, dst Nah.. What's next ? Apa sikapku ? Apa targetku ? Apa pilihanku ? Apa orientasiku ? Apa tujuanku ? Apa niatku ? Apa impianku ? Apa mimpiku ? Apa keinginanku ? Apa kemauanku ? Atau tidak ada ? Atau belum ada ? Atau hendak menyia-nyiakan rentang kesempatan ini. Kesempatan menjadi manusia, Kesempatan mempunyai : mesin rasa, mesin pikir, dst...

konsep sang pengutus, utusan, dst..

Tema : afterdeath/afterlife/nextife, dst Existensi manusia, Lahir, Waktu : rentang kesempatan Ujungnya adalah gak tau, Dengan kefilsafatan yang spekulatif/menduga/mengira.. Ada berbagai kemungkinan 1. Gak ada 2. Ada, tentang format kehidupan selanjutnya pun bervariasi : reinkarnasi, alam kubur, padang mahsyar, pengadilan tuhan, surga, neraka, api penyucian, dst. Sebagimana kita tau, tema tersebut adalah unobservable, dan seluruh versi we can't make sure, gak ada metodologi apapun yang bisa memastikan/menilai benar/salah suatu konsep secara objektif. Nah, Alur berfikir, gak hanya ke depan. Ada alur berfikir ke belakang, Contoh : our gadget, Meski kita gak tau siapa yang ngerakit/membuat/dst.. Kita pasti sepakat tentang konsep ( pencipta, perakit, pembuat, penyebab, dst.. terserah istilah apa yang prefer kita pakai ) Nah, Balik ke pertanyaan ontologis Apakah kehidupan ini terjadi degan sendirinya ? Atau ada pembuat/penciptanya ?? Ketika para scientist beranggapan...

hidup adalah kesempatan. ( bisa positif atau sebaliknya ) jadi eling dan waspadalah

Tema : absurdisme, nihilisme, budhiame, dst. Emm Manusia itu emang entitas yang unik, tidak sepertid sentitas yang lainnya. Entitas lain seperti : benda, gaya, hewan, tumbuhan. 1. Benda : ia ada, namun gak punya kendali atas dirinya 2. Tumbuhan : ia ada, tumbuh, kembang, buah, tapi entah apakah ia punya kesadaran 3. Hewan : ia ada, tumbuh, kembang, gerak, tapi entah ( apakah hewan punya kesadaran, mesin perasaan, mesin berfikir, sistem kendali, dst Namun, Manusia agak berbeda dengan entitas lain. Ia ada, tumbuh, kembang, dst Namun strukturnya agak beda 1. Punya kesadaran 2. Punya mesin pikir 3. Punya mesin rasa 4. Punya sistem kendali meski tida sepenuhnya. Karna manusia punya mesin rasa Ia berkesempatan mengalami/merasakan spektrum rasa. Nah entah " anugrah atau musibah " ia berkesempatan mengalami derita, rasa bosan, rasa sepi, rasa hampa, rasa gak bermakna, dst. Namun, sisi lain.. Ia punya kesempatan tuk menikmati, mengolah dalam/luar diri, ...

gak cukup sepaham, perlu sevisi/semisi

Tapi bisa lho buat ngecek kepribadian. Saranin aja, liat respondnya. Yeah, Memang suangat indah hidup dengan orang orang yang se-visi, se-misi, se-paham. Yeah, kalo belum nemu, tuk day to day berlu explore aktivitas individu. Kerna even komunikasi with others, kalo gak sevisi, bakal berat sebelah.. satunya pengen haha hihi haha hihi, satunya pengen deeptalk, satunya pengen ngobrol konspirasi, satunya pengen filsafat, satunya pengen bla bla bla. Yeah, semoa tiap orang menemukan kerumunan yang gak hanya sepaham, karna itu gak cukup. Semoha menemukan yang sevisi, semisi, ... _____ Amiin

dapur warung..

@mariagreen ada hal privat, ada hal public Ketika perbedaan pikiran gak tendensi destruktif tuk sociecy. Tak biarkan saja. Yeah, Mungkin terbaiknya seperti itu.. Yeah menggunakan tolok ukur lain. Baik-buruk, susah-mudah, untung-rugi, like-dislike, positif-negatif, dst. To interact with others, social system, dst Pakek tolok ukur baik-buruk kayaknya lebih pas/wiser. Kebenaran didapur, yang disuguhkan adalah kebaikan/keindahan. Opsi/tawaean cara pandang/cara hidup yang keren dari mbah nun

oh... tiap orang menghadapi berbagai hal..

Yeahh.. Tiap orang menghadapi kesunyiannya sendiri sendiri...

persoalan manusia memang gak sedikit, nah.. silahkan garap yang mana dulu, apa dulu...😃

Ekonomo, ya... tuk memahami, mempelajari, merumuskan sejumlah solusi, dst... Yang ku prioritizing adalah human-nya. Kernanya i mean biar settle manusianya. That's why I think first perlu mastering hal hal psikologis.. Meski punya resources, tapi kalo enggan ? Malas ? Gak semangat ? Pesimis ? Persoalan manusia emang gak sedikit, Tapi i don't know, soal soal psikologis, kujadikan hal pertama yang perlu dihandle Tentu ada hal-hal teknis, hunting sumber daya, dst..

suwun..teman teman semesta

Suwun pak faisz Suwun komunitas MJS. Telah memfasilitasi keindahan ini

dapur dan display

Tentang mbah nun, bukan hanya sejalan. 2016-2020 pola pikirku yang membentuk mbah nun. Ada segituga cinta, definisi agama dan budaya, bukan siapa yang benar tapi apa yg benar, konsep dapur dan sajian, punyai banyak opsi kegiatan, jangan paksa pohon mangga berbuah rambutan, manusia hanyalah kesadaran-jiwa-cinta, terminologi manusia sunah-wajib-makruh-dst, ada wilayah kebenaran-kebaikan-keindahan, ideal tuk pazling amal dan nikmat, bahaya kata/istilah, dst. Balik ke Kaidahku.. Kebenaran hanya ada 1, Kalau ada banyak itu hanya merasa benar/pembenaran. Ku secara terminologi gak setuju dengan bener sendiri, bersama, dan sejati. Meski ku sangat paham betul apa yang dimaksudkan. Ada keresahan saat mengetahui bahwa ada kondisi sama-sama benar. Seperti. Jalan ke jogja buanyak rutenya. ( sementara saya akui bahwa ada konteks sama-sama benar ) Yeah, Mungkin aku agak kaji ulang, Makna berdiskusi, makna bedebat, makna berdialektika. Apa intensi ku, dst. Jangan sampai melakukan hal yang wasting time...

taman makam pahlawan... terimakasih

Taman makam pahlawan.. Ohh.. terimakasih,

berjumpa dokdes..

percaya, tidak percaya, atau tidak peduli

Setelah berbincang dengan ( bondan, kikik, mas hendra, defa, mas han dst ) Yeah... Perlu mangakui bahwa memang gak bisa dipastikan Afterdeath gak tau Buanyak versi, buanyak claims, Kalo gak bisa dimake sure, Opsinya cuma 1. Mikir versi sendiri 2. Milih/percaya/menganut/melakoni dari sekian versi 3. So.. ? 😅😅

format afterdeath ??

1. Aku exist 2. Ujung hidup gak tau 3. Sejumlah versi/claims tentang format afterdeath, cara selamat, dst 4. 😅😅 5. I try tuk accept/deal bahwa emang gak bisa make sure 6. 😅😅 7. Degree of trust 8. 😅😅 9. Sejumlah claims : messengers, of god, messages of god, filsafat ketuhanan, kiraan/dugaan format afterdeath 10. 😅😅 11. Gak tau,  12. 😅😅 13. Cuma ada 2 jawaban ( ada dan tiada ) ( true or false ) 14. 😅😅 15. Condong yang mana ya ??? 😅😅 16. Kalau gak ada hell, untuk apa repot repot dipikirkan, untuk apa repot repot mengupayakan berbagai hal ?? 17. 😅😅 18. Gimana dengan quran ? Injil ? Veda ? Tripitaka ? Dst ? 19. 😅😅 20. Kompilasi informasi ( ada yang jenisnya : sejarah, informasi yang mustahil di cek-ricek, anjuran, hikmah, dst ) 21. Apa yang ku ingin tau ? Pastikan ? 😅😅 22. Format kehidupan selanjutnya, dan setelahnya adalah tentang respond terhadapnya 23. 😅😅 sekali lagi kekonyolanku, ada yang gak bisa di make sure, konyolnya tetep kekeh pengen make sure 😅😅 24. Ka...

apa yang kau pilih

Apa yang kau pilih, Rasa apa yang kau pilih tuk dapatkan/alami Benda apa yang kau pilih tuk dapatakan/kumpulkan.. Aktivitas mu demi apa ? Rasa ? Guna ? Pertimbangan mudah sulit, Pertimbangan cepat lambat Pertimbamgan pendek penjang ??

hidup adalah kesempatan, terserah mau yang mana

Hidup adalah kesempatan, Kesempatan berpikir, Kesempatan bergerak, Kesempatan melihat, Kesempatan menonton, Kesempatan bercerita, Kesempatan mendengar, Kesempatan bergurau, Kesempatan bercinta, Kesempatan merasa, Kesempatan mengolah, Kesempatan mempelajari, Kesempatan memahami, Kesempatan bersosial, Kesempatan meneliti, Kesempatan berbicara, Kesempatan berpetualang, Kesempatan berkarya, Kesempatan, dst.... Tiggal milih.. mau ngapain  Gak ngapa ngapain juga boleh😅

deal with thoese

Gak usah terburu buru jugak bung.. 😅 Kalau lebih jauh bayangkan sebelum konsep konsep ada, Bahkan sebelum bahasa ada, sebelum kata ada. Para scientist tidak menciptakan, mereka memahami, memperhatikan. Bahkan scientist tidak menciptakan konsep, Namun mentranslasikan mekanisme dan strumtur alam ke dalam bahasa yang understanable tuk manusia Alam adalah pertanyaan sekaligus jawaba Keberlangsungan ini : ruang, waktu, benda, gaya, daya, flora, fauna, manusia. Selain apakah waktu itu ada, Ada pertanyaan lain yang juga perlu dijawab. Apakah kita bisa memastikan ada-tiadanya waktu ? Seperti ketika dirimu suka seseorang, kemudian ia meninggal. Apakah kita bisa memastikan, apakah dalam pikiran/hatinya ada dirimu ? Selain semangat/hasrat ekplorasi, observasi.. Dengan berat hati.  Ada sejumlah hal yang gak bisa dipastikan ada tidak-nya Seperti apakah surga/neraka itu ada ? Unobservable/unverifiable/ we can't make sure it,  Jawaban kita adalah tidak tau instead of tidak ada. Balik lagi, ...

gajah dan 3 orang buta

@mariagreen Kamu tau 3 cerita orang buta dan gajah ? Benar dan tidak salah itu beda Benar itu kesesuaian pemikiran dan kenyataan. Kalau tidak salah, ada beberapa part yang masuk kriteria.. namun itu masih belum. Tertang persegi. Tinggal tanyakan pada sang pemberi soal. Mana jawaban yang benar. Dirimu tau kan ? Coherence trth dan corespondence truth theory ? Tebakanku akar soalnya didefinisi " kebenaran " Kalau aku sedari dulu sampai sekarag masih sama Benar adalah kesesuaian jawaban dengan kunci jawaban Kalau gak sesuai = salah Kalau sesuai = benar Moral ukurannya bukan benar/salah, tapi baik buruk Gak ada kebenaran otoritatif, nomatif, subjektif, dst. Kebenaran cuma 1 Ini problemnya didefinisi Karna definisi sangat menentukan Caknun/mbahnun mendefinisikan agama sebagai informasi dari tuhan, It means accoding to mbah nun, buddha bukan agama,  Seperti persoalan rocky getung fiksi dan fiktif Kernanya silahkan jelaskan apa itu kebenaran. Di maiyah ada rumusan Benarnya sendiri, b...

mempersiapkan generasi mendatang " menjelaskan pada mereka, alasan berbuat baik, alasan tuk bermanfaat/peduli/dst "

Ubah saja. Kernanya perlu mempengaruhi generasi penerus tuk bisa mengupayakan posisi itu. Tapi ada problem mendasar yang perlu dijawab tuk merespond mereka. Yaitu, Alasan berbuat baik, Alasan peduli, Alasan bersosial  Kita harus bisa menjelaskan ke mereka, Alasan menjadi humanis. Apakah dirimu bisa menjelaskan ke mereka ? Terlebih kalo mereka don't give a fuck terhadap agama, surga, kemanusiaan, dst. Di suatu generasi mungkin telah terbentuk. Orang itu harus baik, semestinya orang harus saling peduli, semestinya orang haris tolong menolong. Oh kawan. Kita harus mengakui bahwa beda era beda cara beda zaman beda hal-hal. Silahkan waktu dan tempat dipersilahkan.

so many things that we can try and experience

Sorry for my english, Emm. Do you use indonesian language, both ? I think it's about orientation Franz magnis suseno philosophical teacher in driyarkara collage said " kind of orientation " 1. Hedonism 2. Humanism 3. Self improvment. As we know,  We born, Exist Conscious For me life is opportunity, possibility,. We aren't some with stone, water, air, flora, fauna, let's say We don't just exist, We truely have consciousness, freewill, feeling machine, thinking machine.   One again, we don't just exist, We can able to sensing, here some song, watch some movie. As we know,  Coz we have consciousness we have possibility to be happy and suffer. To make somthing, To create something, etc Fundamen of life is emotion Emotions drives us all the time, Fo me, the improtant question is " what do we really/truely want " Our time is not long. Abound 1century maybe Have you ever read about buddhisme ? It's good But it's not comprehensive yet Indeed, suf...

dokdes..

Dokses...

mungkin aku saja yang belum siap menjadi manusia

Tujuan penciptaan, ada di sang pencipta. Sebagaimana analogi pembuat robot dan sang robot, Dan setelah pembuat robot meninggal sang robot punya keresahan eksistensial. Sebagai pengamat eksistensinya ( sang robot ) Tujuan ia ada, kenapa ia ada, dst.. sudah jelas ( yaitu di sang pembuatnya ) Soal soal itu beberapa bulan terakhir, ku pakek angle lain. Bahwa tidak seperti benda, hewan, tumbuhan, dst  Manusia diberi kesempatan. Kesempatan tuk mengindra, mengalami, merasakan, mendayagunakan mesin rasa, mesin pikir, dan kaki tangan  Ada saudara saudara kita yang tidak diberi kesempatan tuk mendengar, merasa, merasa dst. Setelah berulang kali ku bandingkan eksistensiku dengan benda, tumbuhan, hewan, dst.. Fondasinya adalah, kesempatan tuk ada, tuk merasa ada, tuk menyadari keberadaannya. Meski dikarenakan punya pendengaran. Ada kemungkinan sakit Ada kemungkinan nikmatnya juga. Tujuan kehidupan sangat jelas ada, mungkin aku saja yang belum siap menjadi manusia. Belum biap mengalami keb...

memperlakukan, menyikapi, memaknai existensi, dan sejumlah kesempatan yang kita punya..

Sekali lagi, Hidup adalah kesempatan, Kesempatan tuk ada. Nah setelah ada. Kesempatan tuk mengalami, Setelah mengalami spektruk rasa. Kesempatan tuk memahami, berfikir. Kemudiqn kesempatan tuk mengubah, mengolah, mengelola, dst Nah.. Kemudian Bagaimana kita menyikapi eksistensi kita, memperlakukan kelahiran kita, memperlakukan kesempatan kita yang exist.. Memperlakukan kesempatan kita, Kesempatan tuk melihat, mendengar, merasa, bergerak, berbuat, berbicara, berfikir, dst.. Apa sikap kita ? Apa pilihan kita dari sekian opsi ? Apa keputusan kita ?? Rabu, setelah berbincang dengan hakiki mengitari km.0 dst..

kesempatan bercerita, mencicipi, mengulang, mendengar cerita, berkarya, bermain, dst..

@mariagreen setelah benerapa purnama ku godok pemahaman 😅 Mekakni ulang 1. Eksistensialisme 2. Hukum alam hukum sosial, hukum tuhan bagi yang percaya 3. Natural dan human resources 4. Buddhisme 5. Batasan epistemologis, 6. Nihilism/absurdism/samsara 7. Sejarah pemikiran ( mitos ke logos, kosmosentris ke antroposentris, penemuan metode ilmiah, anak-anak filsafat yang menjadi social dan natural sciences, IPTek, industri kapitalisme konsumeriame, seni, entertainment, sampai capaian peradaban termutakhir.. Mungkin ini hal yang biasa tuk semua orang, namun sangat impactful to me, " hidup adalah kesempatan " Kesempatan mengalami, merasakan, mengolag, bercerita, berkarya, berpetualang, bermain, bercengkrama, bermesraan 😅, ... Kesempatan menikmati musik, theater, novel, biografi, sejarah, art, anime, film,... Kesempatan mengubah peradaban, mempengaruhi orang orang, memimpin orang orang, merumuskan sistem sosial, dst.. Meski ada potensi/kemungkinan sakit, capek, muak, bosan, sepi, d...

nakama-nakama

@mariagreen but, orang yang objektif akab bisa membedakan benar dan baik. Sebagaimana gus baha, jika ada psk bilang 1+1=2, harus diakui ia benar pada konteks itu. Dan jika ada guru tauhid bilang pengangguran di indo menurun, statement tersebut perlu dikaji ulang. Lebih mudah melabeli daripada melihat bagian demi bagian, kernanya majority di indo belum ke wilayah spektrum " karna memang jadi ribet " Ku suka pakek analogi guru sd, Meliat tiap murid part demi part, So.. frame of thinking-nya. Si a di mtk ia bagus, di olahraga kurang, di  seni rata rata, di sastra suka tapi belum bisa, di musik bisa tapi gak terlalu suka, dst.. Memang lebih mudah gitu, Padahal manusia itu berdimensi dimensi, dinamis, dst   Kernanya ketika aku misal lagi seneng denger scientist tertentu, Dianggap aku follow her/him totally. Padahal.. gak gitu. Ada part yang ku ikuti, ada part yang gak ku ikuti. Apakah perlu 100th, tuk orang bisa memahami diriku ?? 😅 Dan kenapa aku pengen dipahami ? Nikmat ter...

bersyukur dan rasa syukur

Ada 2 1. Berusaha bersyukur dari pikiran, Pernah kan kita dibilang oleh orang lain.. " kamu harusnya bersyukur, mereka bla bla bla, ada yang lebih sudah dari mu dst " Setelah mensimulasikan keadaan orang lain yang lebih parah, kita terus beranggapan, Bahwa kita semestinya bisa bersyukur ( Pikiran lebih dominan than rasa ) 2. Rasa syukur yang merupakan hal mengalami, merasakan. Suatu perasaan berutung/terberkati/terselamatkan ( Rasa lebih dominan than pikiran )

bagaimana kondisimu ? apa persoalanmu ? apa masalahmu ? apa kendalamu ?

Kerna persoalan selain itu relatif udah terjawab  Soal sosial ke sosiologi, Soal psikis ke psikologi Soal makan ke tata boga Soal teknis ke teknologi dan ilmu teknik Soal pangan ke ilmu pertanian, perkebunan, perikanan, dst Soal industri ke ilmu ekonomi, bisnis, management Soal jenuh/hambar ke entertainment, art, puisi, novel, manga, anime, film, teater, konser Soal inspirasi ke ideologi, falsafah, tradisi, wisdom, dst Soal informasi ke ilmu komunikasi, dst Dst... Ada ilmu murni tuk wawasan/pemahaman, Ada ilmu terapan/tepat guna Dst... Soal-soal lain relatif tertangani, So,, ku process soal soal yang " unobservable/unverifiable " Soal sistem sosial, kesenjangan ekonomi, kapitalisme/monopolisme, persaingan gak sehat, rebutan resources, jegal-jegalan buyers, dst. That's life.. Emang gak mudah. Dan memang, Belum bisa menerima batasan epistemologis, metodologis, verifikatif. Aissyyhh,, Kerna kebiasaan objektif. Sulit sekali tuk menggunakan intuisi, iman, memasrahkan pada suat...

pilihan subjektif yang argumentatif

Tentang epistemologi, Ada yang unobservable, Ada yang unverifiable, Ada yang observable, Ada yang unverifiable, Let's say tentang afterdeath, 1. Mati tuk yang gak percaya adanya nextlife 2. Meninggal tuk yang percaya adanya nextlife But, as we know " we can't make sure about it " Ada sejumlah claims, Tapi tetep saja unverifiable, Nah,,, Apakah pilihannya adalah memilih secara subjektif ? Tentu dengan pertimbangan track record, reputasi, testimoni, untung-rugi, dst Like, Kita akan ke jepang, Ada sejumlah transportasi Dan as we knew, gak ada yang bisa mastiin akan selamat sampai tujuan. Mungkin, opsi kita hanyalah. Pilihan subjektif, dengan mempertimbangian track record semua kendaraan, testimoni, reputasi, mengenal semua kendaraan. Dan memutuskan subjecively yang kita anggap terbaik. As we know, Sebagaiman claims bahwa ada Bilang tidak ada pun harus dengan bukti, Karga gak tau, probability-nya 50:50 Mustahil ada jawaban ditengah tengah. Statusnya hanya ada benar or sal...

mengerjakan soal😅

Like ngerjain soal mtk when we were a student. Ada yang mudah and sulit, Ada yang poin dikit ada yang lebih banyak Ada yang perlu waktu lama ada yang lebih gak lama. Yah.. For me Kalo satu soal agak sulit, kerjain soal lainnya dulu sih.. Dengan hitung konsekwensinya  Kerna. Ada soal yang kalo gak dikerjain dampak buruknya lebih banyak Kayak soal ekonomi, soal ibadah, dst😅😅

energy

Better tuk fokus ke hal hal yang controllable, right ? Give a fuck tuk Perlakuan/penilaian/perkataan others, cuma wasting time aja, as we knew I suggest tuk dengerin ini Pink floyd - comfortably numb Dream theater - another day, spirit carries on A7x - seize the day, fiction,  Queen - who want to live forever Oasis - campaign supervova, stand by me Dst.. Yeah, emang we need to becareful tuk our energy, mood, etc 😅

eksplorasi ke masa lalu, dan masa depan

@mariagreen as a pengamat. Lebih jauh, Kadang para agamawan or umat beragama. Gak cukup sabar memperlakukan mereka. Padahal bisa pakek berbagai analogi, Tentunya better tuk start dengan diri mereka. Analogi yang bisa dipakai misal, Ini ada hp, sungguh konyol orang yang bilang ia ada sendirinya, So pasti ada yang ngerangkai/ngerakit/whatever namanya. Berangkat dari situ, Suatu hal so pasti ada sebab, sampai ujingnya. Sebab adanya jagat, manusia, kehidupan beserta kompleksitasnya.. di islam dinamakan al khalik ( yang menciptakan ) Ada 2 cara. Maju or mundur. Kalo maju,  Pakek pemikiran. Ujung hidup adalah gak tau Kalo yang beriman namanya meninggal, meninggalkan kehidupan ke dimensi selanjutnya Kalo yang gak percaya namanya mati, udah selesai gak ada apa apa lagi. Nah, bisa masuk argumen moral. Keadilan dst. Like, di hidup ada yang lolos hukum, sementara para hero kadang gak hidup layak. Nah, sangat gak adil jika kehidupan selanjunya gak ada, Maka perlu ada yang mengadili. Dan diisla...

motivasi and the reason

Teknisnya terserah. Yang ingin ku makesure adalah kadar kepedulian mereka, dan kadar keapatisan mereka. Kerna ujungnya itu, Kalo ada sampah sampah di hilir, problemnya adalah di hulu.. It means adalah di syarat masuk sekolah. As we know, biasanya syaratnya adalah intelektualitas, etikabilitas/integritas, jarang dimasukin. Kalo belum tau caranya, Ku imagine, kan negara ada anggaran. Bikin aja sayembara. Kasih aja berapa ribu dolar, right ??? Jadi dunia pendikan, journal journalnya makin mutu, tepat guna, yang bikin juga ada motivasi😅

balik lagi ke politik praktis, yang bikin regulasi

Apakah ada yang ovt dengan : Perkataan orang lain ? Perlakuan orang lain ? Penilaian orang lain ? Yaeah,, is it wise tuk give a fuck pada hal hal yang uncontrollable ? Better prioritize hal hal yang controllable sih. Like,  1. Make a distance pada orang orang yang dectruktif to us 2. Selektif milih tongkrongan 3. Quit kalo tongkrongan gak makes us be better, be relax, dst About success ? Yeah.. tricky-nya karna Biggest factor-nya adalah  Intinya adalah dibutuhkan, diperlukan, diinginkan, disukai, diharapkan, dst. Even we're belum cukup capable, kalo orang lain trust on us..  Kita dibakal dikasih kesempatan, Even belum bisa, asal orang lain percaya, kita bakal diajarin, dibantuin, disuruh belajar, dst. Memang factornya gak dikit. Ada yang dah bisa produksi, kalo pemerintah lolosin barang or manusia ke indo,, repot jugak. So many case, udah bisa panen wortel, jagung, kopi, cabe... Karna entah kenapa kok impor, demand-nya jadi ke-split.. Oh.. Balik lagi ke regulasi pemerinta...

things between us

Setelah baca tipis-tipis,  Dari mitos ke logos, Objek pemikiran kosmosentris ke antroposentris, Sampailah pada metode ilmiah. Filsafat alam >> jadi natural sciences Filsafat sosial >> jadi social sciences Trus era Ilmu terapan/teknik Teknologi, Industri, Kapitalisme-konsumerisme Seni, estetika, entertainment, Dst,  Dst,. Begitulah  Ada sebagian objek filsafat yang berevolusi/transformasi jadi science. I think, filsafat sekarang lebih ke wisdom, tips tuk hidup, the art of living, socializing, dst. Mungkin gitu 😅 Tambahannya, Ketika scientist mentok menjelaskan suatu fenomena. Actually mereka sedang berfilsafat ( thought experiment, simulate berbagai hal, spekulasi, dst ) But, ketika dah nemu rumusannya. Trus dilabeli product science 

masih kurangkah ???

@mariagreen  As we both know, Soal soal linguistik. Like, Ilm, alim, ulama Di indo terjadi redefinisi remakna dst. Alim yang makna asal adalah orang yang berilmu, didefinisikan jadi saleh, abid, taat ritus, dst. Makna asal/etimologis dari agnostik adalah. Mengakui sejumlah hal yang unobservable/unverifiable Jadi mereka no comment. Manusia itu sangat berdimensi. Misal, ia pinter nyayi. Tapi apa dulu specificnya ? Nyanyi rock ? Bossanova ? Country ? I said bahwa ia jujur di konteks religiusitas. Karna memang gak bisa diverifikasi. Kalo ada orang bilang. Ia tau tuhan, ia tau tentang nextlife dst. Mungkin perlu discuss ulang. Tentang. Apa itu pengetahuan, apa itu keyakinan. Sub bab tentang agostik itu buanyak. Kernanya memang perlu konteks Agnostisisme itu konsep besar, Orang agnostik karna berawal dari metodologi, Ketika mentok ia gak tertarik pada claims,  Ada wilayah benar salah Ada wilayah tau tidak tau Ada wilayah percaya gak percaya Ada wilayah ragu gak ragu. As long as mere...

dari agnostik yang rasional metodological, menuju keimanan dengan penuh wisdom, consideration, dan intuition

@mariagreen yang lain ku sibut orang beriman. Para believers Emm. Sorry i forget. Soal bahasa, term, dan geser arti. Agnositisme,  As far as i know dari yang ku buku agnostisisme yang ku baca. Itu adalah posisi. Kerna gak verifiable. In short, Ada realitas, Ada mesin pikir tuk proses realitas. Nah. Ada observable world, ada unobservable world. Misal. Di kristen. Konsep ketuhanannya adalah tuhan turun trus membersamai manusia. Logika biner cuma, bener dan salah. Meotodologinya. Tinggal diverifikasi. Posisi dari statement tersebut, cuma ada 2 Salah, dan benar. Namun ada posisi tidak tau ( posisi agnostik ) Mengakui limit dari metodologi, obervasi, verifikasi. Setelah itu, Ada 4 kemungkinan Percaya bahwa benar Percaya bahwa salah Tidak percaya bahwa benar Tidak percaya bahwa salah. CMIIW, kierkegard said " lompatan pemikiran " Bergeser dari logika ilmiah ke meyakini/mempercayai ( believe itu verb, perlu objek yang diyakini ) Ke hal hal yang observable dan verifiable. Kita gunaka...

prinsip dan keras kepala

@mariagreen as far as gak destruktif tuk society and ourselves.. ya udaah sih.. lanjut saja. Kalo prinsip.. mungkin punya penjelasan kenapa gak ngikut sarannya others. Kalo keras kepala, emang gak suka dialektika with others. pov-nya orang lain gak direnungin, dipikir pikir lagi.. Kayak. Kenapa islam, Kenapa gak islam, Kenapa harus islam. Kalo bisa jelasin. Quran itu otentik, based on old manuscrip yang ditemuin. Uji karbon aroud abad 6,7. Same dengan cetakan sekarang Quran kompilasi informasi : masa lalu, unobervable informations, rules, dst Ada : verifiable and unverifiable,  Yang verifiable valid, Sisa yang unverifiablelah yang diimani : kegaiban, mekanisme hidayah, struktur managerial tuhan, messengers, messages, dst buddhisme itu the art of living, wisdom, it's not a religion Kristen itu kontruksi kodifikasi, transmisi ajarannya gak otentik based on historical fact Agnostik itu kejujuran, dan karna untouchable they prefer tuk belum make a decision Dst. Mungkin gitu

siapa yang mengawasi pengawas ?

Soal-soal : Pemerintahan, kebijakan, evaluasi, kinerja, dst.. Emm. Hal sederharna sih, Siapa yang mengawasi pengawas ? Kalo justru yang bermasalahnya dipengawas ? Kan lucu 😅😂 Persoalan tak berujung. Struktur diawasi kpk,  Trus siapa yang mengawasi kpk ? Siapa yang mengawasi pengawas kpk ? Siapa yang mengawasi pengawas yang mengawasi pengawas kpk ?? 😂 Dst...

what's my condition ???

milih apa nih?? tolok ukurnya apa nih ??

Mustahil tanpa aktivitas. Ada buku satre " existentialism is hedonism " Di buku tersebut " kita selalu memilih, yang mustahil adalah tidak memilih " Kernanya ku classify berbagai aktivitas. 1. Ada yang earning money 2. Ada yang spending money Ada berbagai faktor di indo, yang bikin orang gak produktif. Let's say ada variable. Kebijakan impor yang not wise. Gimana mau semangat, h-1 bulan panet,, kok impor jagung, kok impor wortel. It's fine mikirin stabilitas, but wiayah lain ?. Ada yang gak semangat belajar design. Kerna komunitas cuma kasih terimakasih dan traktir makan. Emm. Singkatnya. 1. Bagaimana dirimu pengen menjalani hidup nim ?? Bagimana jalan ninjamu ? 2. Franz magnis suseno pengajar filsafat univ driyarkara di bukunyu.. aktivitas hidup intinya 3 ( hedonisme, humanisme, self-improvement ) 3. Nah.. aspeknya gak sedikit,, dirimu pengen mastering yang mana dulu nih ?? 4. Pengen/perlu mastering yang mana dulu nih ? Dapet uang ? Management waktu/uang/en...

soal-soal bahasa

Balik lagi ke filsafat bahasa  Apa itu agama ? Gimana etimologinya ? Dst ? Emm. Ku prefer pakek kalimat lain sih,  Like. Apa bener tuhan ngutus suatu utusan Apa bener suatu utusan diamanahi suatu kompilasi firman/pesan Ku kasih contoh  Di indo ada suku sunda dan jawa. Kasep in sundanese artinya handsome Nah, di javanese kasep artinya sakit yang dah terlambat penanganannya. Belum lagi geser arti. Makna arab Alim adalah orang yang berilmu, dari ilmu, alim, jamaknya jadi ulama. Di indo ulama dikategorika singular, alim diartikan taat/saleh/patuh in worship toward god That's why ku pakek redaksi yang lain. Like. Apa bener quran god's words Is muhammad really messenger of god,  Dst.

angle lain, hidup adalah beraktivitas. secara sadar memilih aktivitas atau tanpa sadar memilih aktivitas

Dasar dari hidup adalah exist, yang manifest di consciousness Let's tuk take a break, Trus compare manusia dengan benda, dst. Benda : ada, but ia hanya ada saja Tumbuhan : ia ada, tumbuh, but, gerak limit Hewan : ia ada, tumbuh, kembang, gerak, but ?? Do they have consciousness ? Kadar freewill ? Mesin rasa ? Mesin pikir ? 1. Dasar dari hidup adalah ada, manifes di consciousness/mesin pikir 2. Trus, human has strukture : mesin rasa, mesin pikir, body, indra, dst 3. Manusia berkesempatan mengalami spektrum rasa, memproses kosmos luar/dalam, dimungkinkan tuk menganalisa/simulate/discuss with others, dst.. 4. Hidup adalah kesempatan, hidup adalah kemungkinan, hidup adalah potensi, hidup adalah mengalami, hidup adalah merasakan, hidup adalah aktivitas, hidup adalah ngoperate kemelekatan fungsi on struktur manusia, 5. So ??? What's next ? What should we do ? Dst ?? Tinggal milih.. milih aktivitas nim 😅 6. Kita terlahir dalam konstalasi peradaban ini, ada berbagai macam resources : ...

the wild robot

link

mario

link

Flow

link

cari strategi

Memang soal-soal hidup gak sedikit.. Yang susah dikesampingkan dulu aja, kerjakan nanti.. Ngerjain yang mudah dulu aja.. Namun kalo yang susah, konsekwensi-nya terlalu besar.. Cari tips, strategi, partner, ... Kalo masih sulit.. Yeah.. silahkan menanggung konsekwensinya..😅

promised neverland s1

link

khalifatullah fil ard

Yok kita didik anak cucu kita, Or anak cucu orang lain.. Tuk punya niatan masuk struktur pemerintahan.. Bagaimanapun perlu politik praktis. Emang, manage suatu negara gam mudah, so complicated. 1. Sumber daya alam 2. Sumber daya manusia. Sistem pangan, sistem kesehatan, sistem keamanan, sistem pekerjaan, sistem dagang, sistem sosial, sistem pencegahan, sistem perawatan, sistem pengelolaan uang, sistem distribusi anggaran, sistem ekspor-impor, manage rantang produsen-konsumen, sistem hukum.. Mengenali Sda, mempelajari potensi sda, menconnect-kan alam dan manusia, menagani para difable, menata market, memanage supply-demand, ... Mengenali sdm, analisa kompetensi yang diperlukan dan kurang diperlukan, menangani lansia/difable/homeless/hopeless people Memang gak sedikit yang perlu diplajari, dimengerti, ditangani, dst.. Memang gak sedikit..

selektif..

Perlu be careful or selektif sih, milih tongkrongan. Kerna ada yang bikin jadi kurang syukur. Misal. Ada culture saling tanya gaji. Ada yang ngeremehin income 3jtan. Dia anggap sedikit. Padahal. Ada yang bahkan gak ada income. Ada yang, jangankan tuk kerja. Tuk daily rutine aja agak sulit kerna sejumlah batasan..

tuk kaya. variabelnya memang gak sedikit

Kenapa kita miskin ?? Variabel 1 adalah 1. Kita gak bermanfaat 2. Kita gak berguna 3. Kita gak dibutuhkan 4. Kita gak diinginkan 5. Kita gak diharapkan Kaya adalah manfaat yang ditarif, Memang variabelnya ada banyak Secerdas kita, sebagaimanapun keterampilan kita, produktifitas kita, dst. Kalau gak ada yang memputuhkan chance tuk adanya transaksi gak akan terjadi. Toh, as we know profit terjadi karna adanya transaksi yang terjadi. Variable lain memang ada. Like, para petani yang udah expert dibidangnya. But, kalo h-1 bulan.. pemerintah melakukan impor, Memang, di pov stabilitas harga it works. But, di hal lain ???

pengen reaching the truth ? tinggal jujur aja, ngikis subjektivitas

Emm. Agak ku tanggapi serius yahh.. 😅 Di indo about klasifikasi kebenara ku actually agak disagree. Di indo ada : kebenaran normatif, subjektif, otoritatif, historis, About theory of truth : ada pragmatisme, rasionalisme, empirisisme, corespondence, coherence, dst 😅 Wkwkw it's seem weird to me  Padahal simple sekali Benar salaih itu nilai/status/atribut. Padahal simple sekali Benar = thing as a fact, thing as they are Dan ku agree dengan statemennya gus baha, Benar salah itu gak dipengaruhi status sosial. Benar salah itu sebagaimana adanya. Tinggal ngikis subjektivitas, kita dah dapat hakikat  Gak ada perbuatan yang benar atau salah. Sebagaimana konyolnya pernyataan tinggiku 170 kilogram, beratku 67 cm Tolok ukur perbuatan = baik buruk Tolok ukur pemikiran = benar salah Tolok ukur perasaan = nikmat sakit Lebih kurangnya gitu, I mean di indo sering salah gunain tolok ukur. Nyambung ke soal agung dan aku. Begitulah bahayanya konsensus, popularitas, dst. Semestinya kaidahnya ad...