Tema : absurdisme, nihilisme, budhiame, dst.
Emm
Manusia itu emang entitas yang unik, tidak sepertid sentitas yang lainnya.
Entitas lain seperti : benda, gaya, hewan, tumbuhan.
1. Benda : ia ada, namun gak punya kendali atas dirinya
2. Tumbuhan : ia ada, tumbuh, kembang, buah, tapi entah apakah ia punya kesadaran
3. Hewan : ia ada, tumbuh, kembang, gerak, tapi entah ( apakah hewan punya kesadaran, mesin perasaan, mesin berfikir, sistem kendali, dst
Namun,
Manusia agak berbeda dengan entitas lain.
Ia ada, tumbuh, kembang, dst
Namun strukturnya agak beda
1. Punya kesadaran
2. Punya mesin pikir
3. Punya mesin rasa
4. Punya sistem kendali meski tida sepenuhnya.
Karna manusia punya mesin rasa
Ia berkesempatan mengalami/merasakan spektrum rasa.
Nah entah " anugrah atau musibah " ia berkesempatan mengalami derita, rasa bosan, rasa sepi, rasa hampa, rasa gak bermakna, dst.
Namun, sisi lain..
Ia punya kesempatan tuk menikmati, mengolah dalam/luar diri, bekerja, berkarya, memahami, mempelajari, berlatih, berketerampilan, bercerita, berdialektika, dst..
Manusia memproses dalam dan luar diri
Ada realitas objektif, subjektif, dan intersubjektif
Memproses hal yang indrawi dan non indrawi.
Apakah hidup adalah penderitaan seperti kata budha ?
Apakah hidup absurd nir-makna, seperti kata camus ? Satre ? Dkk ?
Ku lebih menilai bahwa hidup adalah kesempatan, peluang, kemungkinan, dan istilah-istilah yang senada dengannya..
Dan tentunya kesempatan ini gak dipunyai oleh sejumlah orang.
Karna sistem emosional dan kognisi memerlukan gate ( sensor-sensor ) di awal
Contohnya : orang tunarungu yang gak mempunyai kesempatan menikmati lagu, musik, bercerita, dst..
Namun ia gak berkesempatan tuk sakit hati karna dibuli,
Dan mirip dengan kasus tersebut, buanyak yang gak punya kesempatan.
Tuna netra, tuna arta, tuna kanca, tuna wicara, difable, dst..
So,,
Apakah perkataan dalam : absurdisme, nihilisme, buddhisme, dkk.. tepat ?
Ku lebih memandangnya/berhipotesis. Bahwa
Hidup adalah kesempatan..