1. Hell is manifest dari keadilan-nya, heaven is manifest dari anugerah-nya 2. Tiap orang emang diberi waktu yang sama, but ada sejumlah kondisi yang berbeda ( i mean access ke library, sejumlah pakar, ) Ada yang difable, dst I think is not fair, jika kelinci lomba dengan kura-kura, dengan counting system yang same. Gak fair. 3. I believe that kerna tiap orang beda, so counting system-nya juga beda. Ku bayangin kayak the director yang nilai tiap actors/actress-nya.. Banyak peran, and yang dinilai kesungguhan, all out or gak, kesungguhan, optimalitas ( mas sabrang bedain optimal dan maksimal, in human case, maksimalitas is thing yang possible/naif ) 4. Ujugnyakan heaven and hell, emm. And useful/meaningful versi siapa ? Versi pribadi, masyarakat, tokoh-tokoh, kitab-kitab, or tuhan ? Kayaknya semuahya sih equel, but.. apa iya surga bisa dibeli dengan amal manusia ??
ngawu-awu menurut terjemah jawa-indonesia bermakna selalu menanyakan asal-usulnya