Langsung ke konten utama

sembah raga, rasa, sukma, ...

Saya khawatir kamu belum siap menanggung hakikat ini..

Absurd,
Gak jelas untuk apa semua ini,
Untuk ibadah ? Ngapain ibadah ? Untuk surga ? Ngapain surga,
Untuk neraka ? Ngapain neraka ?

Ku bukan memilih gak punya tujuan,
Namun tujuan hidup itu emang gak ada..

Tuju-menuju-dituju-tujuan.
Apa yang dituju ?
Apakah harta ? Bukan, itu bukan ujungnya
Apakah popularitas ? Bukan, itu bukan ujungnya

However ku tetep scientifik person.
Wisdom itu cuma tuk balancing radikalitasku ( observe the world and dealing apapun itu kenyataannya )

Narasi, manusia istimewa, manusia spesial, manusia sempurna, kehidupan bermakna,
Sisi rasawi manusia merindukan semua hal tersebut.
Namun ku mencoba jujur.
Emang life itu meaningless.

Kayak selamatkan bumi, wkwkwk
Itukan kemunafikan.
Aslinya ia ingin nyelametin dirinya sendiri. But ngomongnya save the earth..
Toh planet lain, which is gak ada manusia, asyik² aja tuh..

Be wiser kayaknya kalau ku gak menyeruakkan tema tersebut,
Namun kalau gak ku ekspressikan system emotionalku yang bisa trouble..

Balik ke yang awal.
Ku justru heran, kalau ada yang bilang hidup ini gak absurd.
Apa mereka masih jadi anak anak ??
I mean, mereka masih pengen pujian, tepuk tangan, disalutkan, dibanggakan, pengen narsis, pengen fame, 
And apa mereka belum tuntang mengeksplorasi kehidupan, therefor masih banyak hal yang seru, menarik...
Layaknya orang asing yang sedang berkunjung ke your region.
Semuanya masih terlihat asyik, seru, baru, pengen tour, dst..

Dan yang last question, 
Makan itu is kewajaran hidup.
Beragama, beribadah itu juga kewajaran hidup
Pengen surga dan takut neraka itu juga kewajaran hidup.

But, apa cuma itu ???
And mungkin kehidupan manusia memang semembosankan itu,

Ada tuk beribadah,
Ibadah, it mean taat/patuh pada tuhan ( aturannya )
Ibadah raga taat pada hukum energi bikiinan tuhan
Ibadah rasa taat pada hukum emosional bikinan tuhan
Ibadah pikir taat pada hukum berfikir bikinan tuhan.
Dst.