Langsung ke konten utama

kalau dianggap benar, trus dianggap gak ada salahnya. dan kalau salah dianggap gak ada benarnya... repot...

Interaksi  sosial..
Perlu kesamaan tujuan sih actually.

And, 
Kalau ada perbedaan, jadikan aja momen dialektika, evaluations..

Ku sedang dengerin podcast, actually ku agak nolak apa yang ia utarakan..

But, tuk latihan objektif.. 
Ku agak " memaksakan diri " tuk mendengarkannya..

Kerna kebenaran gak ada urusan dengan baik-buruknya seseorang.

Kalau ada jalang yang bilang 1+1=2, ku harus fair bahwa ia benar ( notes : pada part tersebut )

Dan kalau ada sejumlah orang yang ku jadikan referensi ( mas sabrang, gus baha, ryu hassan )
Dan ia bilang 1+1=3, ku harus akui ia salah ( pada part tersebut )

Emang objektif itu melelahkan.
Yang gampang dan effortless, kan melihat orang hitam putih.
Kalau putih, putih semua
Kalau hitam, hitam semua
Kalau benar, benar semua ( gak ada salahnya )
Kalau salah, salah semua ( gak ada benarnya )