Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2024

beranikah ??

Esesnsi hidup adalah tidak mati. Kalau di cari lagi ujungnya adalah consciousness ( kemampuan menyadari ) kalau dicari lagi ujungnya eksistence. Impossible kerna seluruh claim gak bisa diverifikasi. Dan kesimpulan ku pada akhirnya adalah. Itulah ujiannya, Ujian tuk memilih sejumlah hal yang can't verify. Gambling ? Memang, that life. We both know lah. Actually hidup emang have a point, but manusia selalu didodorong oleh " hal entah " tuk terus menerus discover sejumlah mistery.. Paradoks. Hakikat hidup gak ada point, but orang terus menerus mencari kejelasan atas keberadaan. Absurd wkwwk. Kejelasan hidup adalah ketidakjelasan itu sendiri. Kalau kau memang hendak menemui hakikat hidup. Beranikah kau runtuhkan your belief system ? Kau tata ulang puzzle-puzzle pengetahuanmu ? Silahkan mulai skeptis, tak mempercayai apappun, siapapun. Dan mulai memasuki wahana filsafat, Dengan menelaah sejarah filsafat, perdebatan para filsuf, beda filsafat dan ilmu, beda ilmu dan pengetahuan...

wkkwkw, like matematika, dah yakin jawab A, ternyata setelah kelak dicocokkan, jawanannya bukan A, ( so, be careful-lah dalam keyakinan )

Ternyata memang. Kecerobohan ku adalah hanya menggunakan variabel kebenaran. Padahal.. itu mustahil. Seperti soal pilihan ganda. Let's say ada opsi A,B,C, dan D Tiap murid ada yang jawab a, b, c, or d dan ada juga yang gak menjawab soal tersebut, ada yang gak memedulikan soal tersebut. Dan yang tau exactly, tentu saja yang maha tau, sang pembuat soal ujian. Manusia hanya memproses sejumlah opsi yang tersedia. ( kerna ada sejumlah hal yang unobservable ) Pilihannya hanya memproses sejumlah tawaran " claims" Memilihnya, meyakininya, dan melanjutkan ke soal-soal lainnya Iya sih, ku baru aware, bahwa Ku hanya using variabel kebenaran. Padahal ada variabel lainnya. Like ( kebaikan, kemudahan, kebijaksanaan, kenikmatan, kebanyakan, dst ) Kegelisahanku adalah. Kayak kita dulu when we was a student. Dah manteb jawab A, ternyata setelah kelak dikoreksi jawabannya gak sesuai kunci jawaban. Wlwlwkwm😀 Setelah dialog dengan mas ugik

apa niatmu, wawasan or keperluan ????

Persoalan terbesarku memang kayaknya adalah kepercayaan. Telah mengakui konsep pencipta, konsep pengutus ( konsep utusan ) Namun karna rentang waktu yang panjang, Belum bisa percaya kepada salah seorang. Sejumlah versi, sejumlah informasi, sejumlah claim, dst. Fajar : apa niatmu ( penasaran or keperluan ( wawasan or terapan )

antonim

Serangkaian kehidupan adalah antonim dan soninim, Lapar, arah.e tidak lapar Sedih, arah.e tidak sedih Capek, arah.e tidak capek. Jika keinginanmu bercerita, carilah orang yang mau mendengarmu, Jika keinginanmu senang, carilah kesenanganmu, Jika keinginanmu adalah mengetahui, carilah pengetahuan atau orang yang kau akui mengerti. Dst

epistemologi dan sikap

Bar muter muter, Gone mas zidni, lan jagongan ro indro

setelah nonton ko felix, dr richard, young lex, dst... ( soal-soal epistemologis )

1. Our existence 2. Consciousness 3. Knowledge 4. Metodologi 5. Unobservable 6. Unverifiable 7. Belief 8. Verification 7. Inevitability 8. Conscequences 9. System 10. Resources 11.  That's life. Impossible dok. Tuk knowing sejumlah teme. By sense ( scientific method ) Mustahil.. Batasan-batasan epistemologis. 😢 Like, have doi ever mimpiin kita ? Maybe yes/no. Probabilitasnya 50:50 Jika ia masih hidup, bisa dikonfirmasi  Nah. Kalau udah mati, gak confirmable.. Emanh ada sejumlah hal yang mustahil kita observasi/cek-ricek. Sampai kapanpun

kegelisahan pada afterlife yang unobservable/unverifiable.

1. Kehidupan sekarang ( rentang 0 - 100than ) relatif hendleable.  Kita punya human and natural resources. Di human : ada ideas, tips, natural science/social science, teknologi, art, ilmu management, sistem sosial, sistem pertanian/perkebunan/pemerintahan, dst. I mean sejumlah problem relatif handleable, right ? 2. Nah next life/afterdeath, we dunno clearly, kerna emang unobervabel, and sejumlah claims, tetep aja unverifiable. Entah kerna mungkin mindset ku terlalu metodologis/saintifik. Honestly ku sulit tuk " mengimani " the quran I think the main problemnya adalah pada myself yang sulit beriman. Ku belum bisa mengimani quran,  I mean, quran ku maknai, sekumpulan informasi Ada sejarah, ada embirologi, ada epistemologi, ada bukti konsistensi, ada sejumlah kisah scientifik dst.  Ada informasi yang verifiable, ada yang unverifiable. Emang bangkee, Padahal i know bahwa that theme mustahil objektif, mustahil sampai kepada kebenaran. Entah kenapa ku sulit tuk mengimani sejuml...