1. Kehidupan sekarang ( rentang 0 - 100than ) relatif hendleable.
Kita punya human and natural resources.
Di human : ada ideas, tips, natural science/social science, teknologi, art, ilmu management, sistem sosial, sistem pertanian/perkebunan/pemerintahan, dst.
I mean sejumlah problem relatif handleable, right ?
2. Nah next life/afterdeath, we dunno clearly, kerna emang unobervabel, and sejumlah claims, tetep aja unverifiable.
Entah kerna mungkin mindset ku terlalu metodologis/saintifik. Honestly ku sulit tuk " mengimani " the quran
I think the main problemnya adalah pada myself yang sulit beriman.
Ku belum bisa mengimani quran,
I mean, quran ku maknai, sekumpulan informasi
Ada sejarah, ada embirologi, ada epistemologi, ada bukti konsistensi, ada sejumlah kisah scientifik dst.
Ada informasi yang verifiable, ada yang unverifiable.
Emang bangkee,
Padahal i know bahwa that theme mustahil objektif, mustahil sampai kepada kebenaran.
Entah kenapa ku sulit tuk mengimani sejumlah sisa informasi yang valid.
Padahal something yang masih sustained since approximately 15an abad yang lalu, itu dah incredible thing , amazing.
3. Yeah begitulah, kegelisahan/keresahanku adalah pada next life/after life, yang unobservale, unverifiable. Dan kayaknya gak ada pilihan lain selain subjektif..