Anak : pak, habis meninggal gimana ? Apakah berakhir ? Atau ada kehidupan selanjutnya ?
Bapak : entah nak, gak tau.. tapi ada sejumlah konsepsi yang bertebaran.
( tentang formatnya dan cara selamatnya )
Anak : trus gimana pak ?? Apakah mustahil mengetahuinyan ?
Bapak : kayaknya iya,..
Anak : trus gimana ??
Bapak : yeah, ujungnya adalah keputusanmu nak, apakah kamu peduli atau tidak. Pemikiran mana yang kau anut, kau follow.. ( tapi ingat itu bukan lagi soal benar salah, namun mana yang kau pilih lalu kau anu )
Anak : begitukah ?
Bapak : yap.. dan itu dah gak bisa didiskusikan dengan teman temanmu ( mana yang benar, mana yang salah.. pol mentok : mana yang terjaga keaslian, mana yang nyaman, mana yang mudah, mana yang memuaskan, mana yang keren, dst )
Anak : okay.. apakah itu kenyataan pak ? Bahwa kita gak bisa mengetahui setelah mati ?
Bapak : betul, pertanyaan tentang setelah mati, cara selamat, sistem perhitungan, dst ( ada di suatu hal yang namanya agama ) nah.. ontologi dari agama yang perlu dikaji : dalam agama ada sang pencipta, utusan, kitab., nah ini persoalan yang belum clear ada di : utusan dan kitab
Pertanyaan sistematis dimulai dari : apakah sang pencipta mengutus suatu utusan, apakah, apakah sang pencipta menugaskan utusannya membawakan sejumlah pesan/informasi.. lebih kurangnya gitu
Anak : jadi problemnya di agama kan pak ? Jika sang pencipta beneran mengutus suatu utusan, jika sang pencipta beneran berfirman.. tinggal ke mencari siapa utusan yang benar, apa firman yang benar
Bapak : betul
Anak : emm, tapi apa manusia bisa ? Menyelesaikan persoalan itu?