Oke, Al-Furqan ayat 77 ya.
Langsung kita objektifkan dulu:
1. Teks Ayat
Surat Al-Furqan (25): Ayat 77
قُلْ مَا يَعْبَؤُا بِكُمْ رَبِّي لَوْلَا دُعَاؤُكُمْ ۖ فَقَدْ كَذَّبْتُمْ فَسَوْفَ يَكُونُ لِزَامًا
Artinya:
Katakanlah (Muhammad), "Tuhanku tidak akan mempedulikan kalian sekiranya bukan karena doa kalian. Tetapi sungguh, kamu telah mendustakan, maka kelak azab pasti (menimpa)."
2. Asbābun Nuzūl (Sebab Turunnya)
Sumber-sumber otoritatif:
-
Imam Al-Wahidi (Asbabun Nuzul):
Diriwayatkan bahwa ayat ini turun terkait kaum Quraisy yang menentang dan mendustakan risalah Nabi Muhammad SAW.
Allah mengabarkan bahwa tanpa adanya permohonan (doa), permintaan, ataupun amal ibadah kalian, kalian tidak ada artinya di hadapan Allah. Karena kalian mendustakan, maka azab akan menjadi keniscayaan. -
Al-Qurtubi (Tafsir al-Jami'):
Menyebut bahwa "الدعاء" di sini bermakna umum: termasuk ibadah, permohonan, pengakuan, bukan sekadar "meminta sesuatu" dalam arti doa permintaan biasa.
Artinya: manusia dihadapkan kepada dua pilihan: beribadah kepada Allah atau mendustakan lalu mendapat azab. -
Al-Tabari (Tafsir al-Tabari):
Tafsirnya menegaskan bahwa nilai manusia di hadapan Allah ditentukan sejauh mana mereka berdoa, tunduk, dan taat. Jika tidak, manusia dianggap "tidak berharga" (لا يعبأ بكم).
Ringkasan Asbabun Nuzul:
3. Cara Memahami Ayat Ini
a. Pahami Makna Kata Kunci:
- "مَا يَعْبَؤُا بِكُمْ" → "Tidak memperhatikan/mempedulikan kalian" (yakni kalian tidak ada nilai di sisi-Nya tanpa amal/ibadah).
- "لَوْلَا دُعَاؤُكُمْ" → "Kalau bukan karena doa kalian" (termasuk doa dalam makna luas: ibadah, penghambaan, ketundukan).
- "فَقَدْ كَذَّبْتُمْ" → "Kalian telah mendustakan" (wahyu dan risalah Nabi).
- "فَسَوْفَ يَكُونُ لِزَامًا" → "Akan menjadi suatu keniscayaan" (azab akan melekat).
b. Pahami Konteks Besar Surat Al-Furqan:
- Surat ini membahas tentang kriteria hamba-hamba Allah yang sejati (lihat ayat 63-77).
- Ayat 77 adalah penutup surat, memberikan ultimatum kepada orang kafir dan juga pelajaran kepada mukmin.
c. Gunakan Prinsip Tafsir:
- At-Tafsir al-Ma'tsur (berdasar riwayat sahabat dan tabi'in).
- At-Tafsir bi Ar-Ra'yi yang sahih (analisis rasional yang tetap tunduk pada kaidah syariat).
d. Perhatikan Hubungan dengan Aqidah:
- Ibadah (doa) adalah inti hubungan manusia dengan Tuhan.
- Tanpa ibadah, eksistensi manusia di mata Allah tidak bermakna.
- Mendustakan wahyu = konsekuensi azab.
4. Data Pendukung dari Kitab-Kitab Besar
5. Kesimpulan
- Asbabun nuzul: Ditujukan kepada kaum Quraisy yang menolak risalah Nabi.
- Makna penting:
- Manusia baru berarti di sisi Allah karena ibadah dan doa.
- Mendustakan wahyu = keniscayaan datangnya azab.
- Metode memahami:
- Tafsir literal + tafsir berbasis riwayat sahih.
- Kontekstualisasi dalam hubungan Allah-hamba.
Kalau mau lebih dalam, kita bisa lanjut juga ke:
- Perbandingan konsep "nilai manusia" menurut Al-Qur'an vs filsafat modern (seperti eksistensialisme Sartre).
- Atau bahas hubungan "doa sebagai nilai eksistensial manusia" dalam framework akidah Islam.
Mau lanjut ke salah satu arah itu?
Mau kupetakan sekalian datanya?