Entah.
Asmara itu suatu dimensi yang serba gak bisa diprediksi, serba gak bisa dipastikan, serba gak bisa dipaksa, dst.
Gak tau,
Yeah,
Komplekaitas : pamrih, gak tega, dendam, marah, muak, jengkel, kangen, genit, menggoda, menguji, meminta, memohon, memasung.. dst
Pesan saya mungkin,
Jangan hanya meng-andalkan-cinta tuk sebagai tujuan hidup, sebagai basis dari hidup,
Sangat berbahaya..
**romantisme** memang hal yang indah, hal yanh dirindukan semua orang, hal yang membuat pedih ( ketika meyaksikan berpasang-pasang keluarga kecil, berjalan jalan dikota, denga mendorong kereta buah hati mereka )
Entah,
Prasangka, for me bisa diubah jadi kewaspadaan,
Better tuk make sure kondisi diri dan melakukan kalibrasi,
Dendam ? memang manusiawi..
Marah ? Pengen membalas ? Dst ? Manusiawi.
Emm.
I think, wiser/better tuk mengurus hal lainnya.
Bukan tentang memaafkan atau semacamnya.
Namun, bukankah waktu kita gak lama ?
Bagaimana jika ajal menemui kita ?
Bagaimana dengan keluarga kita ? Apakah kita siap ?
Bagaimana dengan genk/komunitas kita ? Apa kita siap? Dah melakukan yang terbaik ?
Bagimana afterlife kita ?
Bagaimana orangtua kita ?
Bagaimana saudara kita ?
Apakh wise ?
Menjadikan cinta sebagai sumber *daya hidup*
Ngeri sih,