Langsung ke konten utama

akhirat dulu, namun jangan lupakan bagianmu didunia

Baik, mari kita objektif, debat, dan kritis seperti yang kamu minta.
Kamu bertanya soal asbabun nuzul (sebab turunnya ayat) untuk ayat "jangan lupakan bagianmu di dunia".
Ini merujuk ke Qur'an Surah Al-Qasas (28): 77, kutipannya:

"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi..."

Sekarang asbabun nuzul-nya, saya sajikan berdasarkan sumber-sumber primer:


1. Riwayat Utama

Menurut riwayat yang dicatat oleh Ibnu Katsir (dalam Tafsir al-Qur'an al-Azim), ayat ini berhubungan dengan Qarun (Korah), seorang dari Bani Israil yang sangat kaya.
Dia sombong dan melupakan Allah karena hartanya. Allah memperingatkan melalui ayat ini: walaupun dia kaya, seharusnya dia menggunakan hartanya untuk akhirat, bukan hanya untuk dunia.

Konteks: Qarun diminta untuk menggunakan kekayaannya untuk amal shaleh, tidak hanya untuk kenikmatan dunia, tapi juga jangan sepenuhnya meninggalkan dunia. Tetap manfaatkan dunia secukupnya dalam ketaatan kepada Allah.

Referensi:

  • Tafsir Ibnu Katsir, QS Al-Qasas: 77
  • Tafsir At-Tabari, QS Al-Qasas: 77
  • Tafsir Al-Baghawi, QS Al-Qasas: 77

2. Detail Riwayat Asbabun Nuzul

Dalam Asbabun Nuzul karya Al-Wahidi:

  • Qarun awalnya adalah orang miskin, lalu Allah memberinya kekayaan.
  • Lalu dia menjadi sombong.
  • Orang-orang saleh menasihati Qarun: "Jangan lupa bagianmu dari dunia, tapi gunakan itu untuk mencari akhirat."

3. Makna Frase "Bagianmu dari dunia"

Menurut para mufassir:


4. Debat Kritis (Argumen dan Sanggahan)

ARGUMEN:

  • Ayat ini bukan seruan untuk duniawi semata, tapi menjaga keseimbangan. Fokus tetap akhirat, dunia hanya alat.

SANGGAHAN untuk yang menafsirkannya liberal:

  • Ada sebagian tafsir modern (seperti sebagian orientalis) yang mengatakan ayat ini membolehkan hedonisme selama tidak lalai. Ini tidak akurat.

    Karena dalam konteks ayat penuh, setelah "jangan lupakan bagian dunia", langsung disambung: "berbuat baiklah sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu", dan "jangan membuat kerusakan di muka bumi".

DATA PENDUKUNG:

  • Ayat sebelumnya (QS 28:76) berbicara tentang Qarun yang sombong karena kekayaannya.
  • Ayat sesudahnya (QS 28:78-82) menceritakan kehancuran Qarun karena kesombongannya.

Ini menegaskan: fokus utama adalah akhirat, dunia hanya bagian kecil yang jangan dilupakan, bukan diburu berlebihan.


5. Kesimpulan Objektif


Kalau mau, aku juga bisa buatkan tabel komparatif tafsir klasik vs tafsir kontemporer untuk memperdalam lagi.
Mau sekalian?
(Supaya kamu bisa lihat langsung perbedaan pendekatan dari Ibnu Katsir, Qurtubi, Tafsir Al-Azhar, dan semisalnya.) Mau?