Langsung ke konten utama

kejujuran pemikiran

@mariagreen aku berusaha melihat tuhan apa adanya. 

Maha pencipta, maha berkehendak, maha pengatur, maha pemelihara, maha bijaksana, maha menyempitkan, maha melapangkan, maha tahu, maha menerima syukur, maha menhinakan dst.

Lebih ke melihat tuhan apa adanya,
Dan pada akhirnya ku mengaku bahwa **oh tuhan, aku gak tau secara pasti, hanya menduga, mengira**

Balik lagi.
Jarak antara realitas dengan yang kita sebut " pemahaman/pengetahuan "

Yeah, kita hanya menduga dan mengira,
Even dan di quranpun. ( interpretasiku dan mu belum di konfirmasi dengan tuhan )
Sebagaimana seorang cewe yang nge-wa seseorang " emm. Kamu, tuh baik banget "
Apa makna kalimat tersebut ? Nyindir ? Satire ? Muji ?

Ketika tolok ukur bener salah gak bisa dipakai,
Manusia menggunakan tolok ukur lain
1. Baik buruk
2. Indah jelek
3. Pantas enggak
4. Selera
5. Untung rugi
6. Dst

Yeah.
Dengan dasaran tersebut.
Kejujuran pikiranku belum bisa menerima bahwa awalannya adalah rahman rahim.

Argumentasinya adalah jika memang benar rahman rahim, ngapain dites ?
Ngapain bikin ujian kehidupan ?

Aku mewakili jutaan orang yang terlahir cacat, broken home, negara korup, dst.

Silahkan kalau orang lain gak mau melihat ke-utuh-an hidup

Dengan lugunya orang bekata,
Dulu ada perjanjian, trus lahir didunia dan di buat lupa.
Oh honey, betapa menggemaskannya kalian.
Siapa itu yang melakukan perjanjian ?
Eksistensi tersebut minta ada, atau dipaksa ada atau bagaimana.?

Dengan kejujuran pikiranku,
Tuhan maha pencipta, maha penguasa, maha perawat, maha pemelihara, dst

Namun, meski begitu.
Tuhan maha kasih, maha sayang, maha pemberi, 
Ia fasilitasi manusia dengan sejumlah resources ( alat bahan )
Tuhan sang maha pengutus
Tuhan sang maha bijaksana.
Tuhan sang maha adil.