Langsung ke konten utama

konstalasi human and natural resources

Bertubrukan dengan lokal wisdom " banyak anak banyak rezeki "

Bukankah sudah ada kebijakan KB " dua anak cukup "

Emm..
Penjelasan kenapa populasi membeludak.
1. Keyakinan bahwa rezeki udah ada yang ngatur, jadi mereka gak terlalu menghitung cost
2. Niatnya tuk hiburan, tapi malah hamil 

Memang pengelolaan manusia perlu dipertimbangkan dengan resources, stabilitas, di suatu negara 

Singkat kata, manusia diperlukan tuk mengelola/mengolah SDA,
Nah kalau disuatu wilayah sda sedikit, gak wise tuk menambah populasi..

Jadi keputusan yg kaitannya dengan keluarga berencana..
Perlu disesuaikan dengan kondisi di suatu negara, especially di suatu wilayah.

Dengan sejumlah pertimbangan
1. Rising cost
2. Konstalasi ekonomi
3. Konstalasi sosial
4. Konstalasi politik
5. Konstalasi suber daya alam
6. Dst
7. 

In my opinion, the main problemnya adalah di 
Keyakinan bahwa bayak anak, banyak rezeki
Dan rezeki udah ada yang ngatur.

For me personally, rezeki udah dijamin tapi manusialah yang ditugaskan tuk mengaturnya 
Di jamin, i mean ( bumi difasilitasi tuhan : kekayaan hayati, mineral, flora, fauna, dst )
Bukankah di islamic perspective ( manusia itu khalifah ) right ?

So, 
Masalah apa yang hendak kau coba tuk handle ?

Banyak anak/gak banyak anak.

Kita coba cari analogi,
Anggap saja suatu negara adalah perusahaan raksasa.
Apakah perlu nambah orang or penguruangan orang ?

Tiap pt tentu beda angle, beda konteks, dst.

Balik lagi, apakah di perusahaan kita memerlukan tambahan orang atau pengurangan orang..

Kalau hendak serius, 
Ini perlu multi disiplin keilmuan.

Dan inti persoalannya bukan banyak or sedikit populasi 
Intinya adalah. Apakah lebih banyak yang bahagia or menderita.
Lebih banyak yang sejahtera or merana.

Balik lagi.
Ini perlu memahami konstalasi bernama indonesia, secara menyeluruh, detail.
Memerakan peta potensi dan persoalan di seluruh sektor..

Setelah mengenal perusahaan.
Kita punya tolok ukur yang objektif.
Apa yang kita perlukan
Bagaimana sikap terbaik yang kita ambil.
Dan. Gak mungkin kalau semua senang.
Karna itu aku pakai diksi " lebih banyak yang senang "