Langsung ke konten utama

gitaris tongkrongan. wkwkw.

Entah ya, bedanya berani dengan nekat itu apa wkwkwk

But, honestly ( jujurly ) Harus ku akui it's true.
Kerna for me, 
Gairah, ketenangan, gembira, meriah, percandaan, dst
Itu part of natural system.
Emotional system pada/dalam diri manusia.

Emm,
Now, Aku sedang mencari cari, menduga duga, apa variable yang luput dari set berfikirku.

Entahlah

Dulu hipotesisku, 
Yang paling penting adalah rasa
Rasa indrawiah maupun batiniah,
Dan bukankah saudara² kita yang mengimani akhirat, kerna surga dan neraka, right ?
Surga simbol kenikmatan ( rasa nikmat/positif )
Neraka simbol kesakitan ( rasa sakit/negatif )

For me, in the past seluruh yang dilakukan manusia adalah demi rasa
Dari rasa menuju rasa
Rasa melahirkan teknologi
Rasa melahirkan kesenian
Rasa melahirkan kulineran
Rasa melahirkan filsafat
Rasa melahirkan entertainment

Sampai suatu ketika,
Apakah manusia sepanjang hayat cuma jadi budaknya rasa ?
Ternyata memang benar
Patuh humum alam, humum sosial, hukum tuhan tuk yang mengimani.

Dan memang, in fact manusia sepanjang hidup hanya patuh pada hukum alam,
Dan yang agak parah adalah perdampak pada world view, pandangan tentang existensialisme, keberadaan kita.

But, that's life.

Oh ya, keberanian/kenekatanku tuk bongkar pasang lego pengetahuan.
Kerna ada suatu hal.
Ku kan menerima dunia apa adanya.
Apapun itu, apapun konsekwensinya.
Kerna dulu pikiranku.
Senang juga berlalu, sedih juga berlalu.
Rentang usia katakanlah seabad.
So, ku siap, apapun konsekwensinya.

Belok dikit ke masa² narisistik
Yah, memang indah. 
Kayak lagunya shiela, ... kesombongan dimasa muda yang indah ...
Kayak gitaris tongkrongan yang terkungkung dalam kebanggaan lucu.

Ia bangga, kerna pembandingnya cuma temen tongkrongannya saja.
Tapi ketika ia telah menemui berbagai orang, ia mungkin akan jadi pribadi yang berbeda.

Indah memang, sang gitaris tongkorngan tersebut,
Meski kebanggaannya itu actually absurd, wkwk.
Hanya kerna ia belum menemui benagai orang.
Ia berada di ilusi, bahwa ia hebat, keren, dst.
Wkwkw.